Saturday 27 January 2018

Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela by Tetsuko Kuroyanagi

By Icha Anindya at January 27, 2018 0 comments
Related image
Judul: Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

Penulis: Tetsuko Kuroyanagi


Penerjemah: Widya Kirana

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2017, cetakan kedua puluh empat)

Halaman: 272p

Beli di: Harbolnas gramedia.com





Totto-chan dikeluarkan dari sekolah lamanya karena guru-guru tak tahan menangani gadis kecil itu. Menurut mereka, Totto-chan adalah anak nakal, padahal sesungguhnya Totto-chan hanya berbeda. Ia selalu penasaran akan hal baru, rasa ingin tahunya besar, dan imajinasinya tinggi. Ketika Mama mendaftarkannya ke Tomoe Gakuen, Totto-chan dengan cepat menyukai sekolah barunya itu. Alih-alih ruang kelas biasa, murid-murid sekolah itu belajar di gerbong kereta! Sistem belajar yang unik, teman-teman yang semuanya menyenangkan, dan terutama Kepala Sekolah yang mendidik anak-anak dengan penuh cinta membuat Totto-chan selalu bergembira menjalani hari-harinya bersekolah di Tomoe Gakuen.

Satu hal yang membuat buku ini sangat-sangat istimewa adalah kisah-kisahnya yang sarat akan pelajaran. Selama membaca buku ini kita akan melihat nilai-nilai tentang bagaimana berteman dengan siapa saja, tanpa memandang latar belakang bahkan kondisi fisik seseorang, bahwa setiap orang haruslah mempunyai attitude yang baik pada siapa saja, namun tetap bebas menjadi diri sendiri.

Totto-chan, yang tak lain dan tak bukan adalah Tetsuko Kuroyanagi sendiri, juga menuturkan sekilas kisah hidup Sosaku Kobayashi, sang kepala sekolah yang inspiratif. Pengetahuan Kepala Sekolah yang sangat luas mendorongnya mendirikan Tomoe Gakuen dengan sistem pembelajaran yang tak lazim kala itu. Mr. Kobayashi percaya bahwa setiap anak memiliki keunikan sehingga dalam mendidik ia mempunyai tujuan yang luhur: jiwa anak-anak didiknya tumbuh secara alami sekaligus watak-watak baik dalam diri mereka turut berkembang sehingga mereka menjadi manusia yang tak hanya mumpuni secara kognitif namun juga memiliki kepribadian mulia.

Kisah-kisah Totto-chan dalam buku ini dituturkan dengan sederhana dan indah, sukses membuat saya ikut tersenyum, tertawa geli, dan kadang juga ingin ikut menangis. Meski ada beberapa hal dari Tomoe Gakuen yang saya kurang sependapat, saya membayangkan jika sekolah seperti Tomoe Gakuen ada di Indonesia, pasti anak-anak negeri ini akan senang bersekolah dalam cara yang sebenarnya. 

Sebenarnya saya dulu pernah membaca buku ini, mungkin sepuluh tahunan yang lalu, ketika masih kuliah S1, tapi waktu itu saya cuma pinjam. Nah, mumpung Harbolnas Desember 2017 lalu Gramedia olshop buka diskon 50% untuk semua buku, saya beli buku ini. Lumayan, dapat hardcover dengan harga miring 😁





Kategori: A book where the main character is a different ethnicity than you



Kategori: A book by an author of a different ethnicity than you

Wednesday 17 January 2018

Murder on the Orient Express by Agatha Christie

By Icha Anindya at January 17, 2018 0 comments
Image result for murder on the orient express gramedia
Judul: Murder on the Orient Express (Pembunuhan di Orient Express)

Penulis: Agatha Christie


Penerjemah: Gianny Buditjahja

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2017, cetakan kesebelas)

Halaman: 360p

Beli di: Gramedia Ambarrukmo Plaza, Jogja




Detektif ternama Hercule Poirot melakukan perjalanan dari Timur Tengah ke Eropa menggunakan kereta api kelas wahid, Orient Express. Perjalanan yang diharapkannya menyenangkan seketika berubah ketika kereta terjebak reruntuhan salju di wilayah Balkan. Belum lagi selesai satu masalah, seorang penumpang ditemukan tewas dalam kompartemen: tubuhnya ditusuk berulang-ulang dan pintu terkunci dari dalam.

Demi menemukan pelakunya, Poirot mewawancarai para penumpang yang terdiri dari beragam latar belakang, pekerjaan dan asal-usul. Tentu saja, apa yang tersembunyi tidak sesederhana yang tampak di luar. Seiring penyelidikan Sang Detektif, misteri terungkap satu per satu. Sekali lagi kecerdasan Poirot ditantang untuk memecahkan kasus yang tampak tak punya titik terang.

Saya baru-baru ini saja jadi penggemar Agatha Christie (telat ya? Ke mana aja saya? 😑) dan Orient Express jadi salah satu kisah favorit saya. Cara Poirot memecahkan kasus secara metodis dijelaskan dengan bagus sekali. Saya selalu suka melihat proses detektif berpikir dan mengambil step by step dalam memecahkan kasus sehingga buku ini memberikan perasaan asyik tersendiri. 

Elemen lain yang membuat kisah ini spesial adalah kemunculan karakter yang cukup banyak namun semuanya dijelaskan dengan teliti. Semuanya punya cerita tersendiri, semuanya punya alibi, tapi semuanya juga mungkin untuk dijadikan tersangka. Saya yang baca mau tidak mau jadi ikut menebak-nebak. Jangan-jangan dia ya? Tapi masa sih?

Orient Express mungkin salah satu karya Agatha Christie yang paling terkenal karena telah beberapa kali diadaptasi. Yang paling baru, Orient Express diangkat ke layar lebar akhir November 2017 lalu. Kennenth Branagh didapuk menjadi sutradara sekaligus memerankan Hercule Poirot. Film Orient Express ini didukung sederet bintang terkenal, di antaranya Johnny Depp (pemeran Ratchett yang nyebelin, tapi sukses bikin saya menjerit soundless di dalam teater), Willem Defoe yang selalu bisa menampilkan karakter aneh hingga peraih Oscar, Judi Dench; jelas merupakan nilai plus untuk ditonton. Terlepas dari beberapa elemen cerita yang terpaksa dihilangkan karena durasi, secara keseluruhan film Orient Express tetap menarik disaksikan. Kalau selama ini gemar membayangkan wujud kumis kebanggan Poirot, silakan tonton film ini dan bandingkan si kumis di film dengan imajinasi kalian 😁





Kategori: A book that's become a movie in 2017



Kategori: A book made into a movie you've already seen
 

Purple.Bibliophile Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review