Judul: Towards Zero (Menuju Titik Nol)
Penulis: Agatha Christie
Penerjemah: Windrati Selby
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2017, cetakan kedelapan)
Halaman: 304p
Beli di: Togamas Gejayan, Jogja
In a glimpse:
Apa hubungan antara percobaan bunuh diri yang gagal, tuduhan pencurian yang keliru terhadap siswi sekolah, dan kisah romantis seorang petenis terkenal?
Untuk pengamat biasa, mungkin memang tak ada hubungan apa-apa. Hingga kemeriahan pesta yang diadakan di rumah seorang janda tua di Gull's Point berakhir dengan kematian.
Dan tampaknya, semua itu bagian dari rencana pembunuhan yang rapi.
Sekumpulan
orang memutuskan untuk memenuhi undangan rutin Lady Camilla Tressilian,
janda tua pemilik Gull's Point. Masing-masing dari mereka membawa masa
lalu yang kelam, gelora cinta yang menyala, dan rahasia yang tersimpan
rapat. Ketika suatu pagi Lady Tressilian ditemukan tewas, ketegangan
yang menyelimuti rumah besar itu tak mampu lagi disembunyikan.
Kasus itu dilimpahkan kepada Inspektur Battle, seorang perwira polisi cerdas dan teliti. Ia menguak lapis demi lapis kasus yang nampak sederhana itu. Pada akhirnya ia tak hanya menemukan sang pelaku, namun juga rahasia di balik kasus tersebut.
Kasus itu dilimpahkan kepada Inspektur Battle, seorang perwira polisi cerdas dan teliti. Ia menguak lapis demi lapis kasus yang nampak sederhana itu. Pada akhirnya ia tak hanya menemukan sang pelaku, namun juga rahasia di balik kasus tersebut.
Saat
membaca bagian awal buku, jujur saja saya nyaris bosan. Ini kapan sih
nyampenya ke kasusnya? Ya, setengah depan buku ini menceritakan mengenai
para tokoh dan kronologi peristiwa sebelum mereka semua tiba di Gull's
Point. Untung saya nggak menyerah, sebab ternyata perkenalan para tokoh
tersebut punya andil besar dalam pemecahan kasus di penghujung cerita.
Towards Zero memang tidak memasang Hercule Poirot atau Miss Marple sebagai jagoan.
Meski begitu, saya cukup menikmati buku ini. Sisi dramanya lebih banyak
daripada misteri dan suasana ke-detektif-annya. Saya akui saya lebih
suka kisah-kisah dengan Poirot sebagai tokoh utama karena menurut saya
suasana tegangnya lebih terasa. Seperti juga cerita-cerita lain karya
Agatha Christie, identitas pelaku tidak mudah ditebak, memberikan
perasaan asyik dan penasaran mengikuti perjalanan menuju akhir kisah.
Overall, buku ini bisa dinikmati para penggemar kisah misteri yang
sedang ingin mengendurkan saraf sejenak tanpa kehilangan keasyikan
mengasah otak dan memuaskan rasa penasaran.
0 comments:
Post a Comment