Thursday 23 March 2017

The Geography of Genius by Eric Weiner

By Icha Anindya at March 23, 2017
https://images.gr-assets.com/books/1469086684l/31187079.jpg


Judul: The Geography of Genius

Penulis: Eric Weiner

Penerjemah: Barokah Ruziati

Penerbit: Qanita (2016)

Halaman: 575p

Beli di: Gramedia Slamet Riyadi, Solo




Apa yang pertama kali terlintas ketika mendengar kata genius? Albert Einstein?  IQ di atas 140? Pemenang hadiah Nobel?

Buku ini mengajak kita untuk sejenak memperluas pandangan kita mengenai kegeniusan. Sang penulis, Eric Weiner, membawa kita bertualang mengunjungi tempat-tempat yang dianggap sebagai tempat-tempat kegeniusan. Genius kreatif lebih tepatnya. Weiner menapak tilas tempat-tempat asal orang-orang yang tidak hanya pandai secara intelektual, tapi juga mampu menciptakan ide-ide baru yang menakjubkan.

Perjalanan Weiner dimulai dari Athena kuno, berlanjut ke Hangzhou periode Dinasti Song, Florence, Edinburgh, menyeberang ke Kolkata, singgah ke Wina hingga berakhir di Silicon Valley. Ya, dari jutaan tempat di dunia, hanya sebagian kecil saja yang menjadi tempat semburan kreativitas dan kegeniusan. Apa pasal? Apakah karena iklim dan lingkungan di sana? Atau karena makanannya? Seringkali jawabannya tidak seperti yang kita duga.

Weiner menulis buku ini dengan gaya yang ringan, humoris, namun mampu menjelaskan peristiwa-peristiwa kegeniusan berikut latar belakangnya dengan jelas. Saya jadi ingin selalu membalik halaman-halamannya karena penasaran plus merasa dimanjakan oleh deskripsi tempat-tempat yang disinggahi Weiner. Saya bisa membayangkan keadaan periode kegeniusan yang diceritakan dan efek sampingnya jadi baper kepengen travelling. *senggol Suami*

Weiner juga menyisipkan berbagai referensi ilmiah berupa penelitian-penelitian psikologi dan sosial dalam bukunya. Karena terbiasa dengan crosscheck ilmiah, saya senang melihat bagaimana Weiner melakukan riset mendalam untuk tulisannya. Meski bukan orang humaniora, saya lumayan paham lho. Hehe 😁

Beberapa nama yang disebutkan dalam buku ini telah kita kenal: Aristoteles, Michaelangelo, Mozart, Rabindranath Tagore, Freud, hingga Steve Jobs; tapi ada lebih banyak lagi yang jarang terdengar gemanya, seperti Thucydides dan Shen Kuo. Meski mereka mempunyai keahlian di bidang yang berbeda, tumbuh dan berjaya di tempat berbeda, pun punya banyak kekurangan sebagai manusia, sepak terjang dan kisah hidup mereka membawa pelajaran yang sama, yang terus diulang-ulang di sepanjang buku ini.

Seorang genius bukan orang yang tak pernah gagal, malah mereka lebih sering gagal dibandingkan orang kebanyakan. Tapi mereka tidak takut gagal. Mereka merangkul kegagalan. Mereka juga tahu dengan tepat mengapa, bagaimana, dan di mana mereka gagal, sehingga mereka tidak akan membuat kegagalan di tempat yang sama.





Kategori: A book involving travel

2 comments:

zaramozzoe said...

Kerern😘😘😘

zaramozzoe said...

Kerern😘😘😘

Post a Comment

 

Purple.Bibliophile Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review